Apakah Probiotik Benar-Benar Harus “Hidup”?

30 min read /
Penelitian lebih lanjut tentang potensi manfaat kesehatan mikroorganisme "tidak hidup" perlu dilakukan karena produksi dan preservasinya lebih mudah dibandingkan dengan organisme hidup.
Beberapa data menunjukkan bahwa partikel mikroorganisme dan metabolitnya dapat memiliki efek imunologis.
Lebih banyak bukti diperlukan tentang potensi manfaat mikroorganisme yang tidak hidup.

Apa arti dari istilah "probiotik"? Terdiri dari kata depan bahasa Latin "pro" yang berarti "untuk" dan kata sifat bahasa Yunani ß..t.... (biotikos) yang berarti "cocok untuk hidup, hidup", yang berasal dari kata benda ß... (bios) yang artinya "kehidupan". Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang dapat memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya ketika dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Walaupun definisi probiotik mengharuskan mikroorganisme yang dikonsumsi harus "hidup", namun muncul pertanyaan apakah mikroorganisme yang sudah mati juga dapat memberikan manfaat kesehatan. Bukti manfaat dari bakteri "hidup" jauh lebih banyak dan kuat dibandingkan bakteri "mati", hal ini disebabkan karena bakteri hidup telah banyak diteliti. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang bakteri "tidak hidup".


Kajian tentang efektivitas mikroorganisme probiotik yang mati akibat pemanasan sedang berkembang pesat. Contohnya, Lactobacillus LB digunakan dalam pengobatan gastroenteritis akut [1]. Probiotik lain telah terbukti efektif dalam pengobatan kolik bayi [2]. Probiotik berbasis spora, atau sporebiotik terdiri dari dinding sel mikroorganisme bacillus. Klaim mengenai sporebiotik cukup mengesankan: "Karena kemampuan unik sporebiotics, para ilmuwan percaya bahwa sporebiotik dapat memberikan manfaat bagi orang yang menderita masalah kesehatan seperti autisme, gangguan neurologis, dan penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, probiotik berbasis spora dapat membantu memperkuat tubuh melawan faktor-faktor lingkungan seperti medan elektromagnetik (EMF), pestisida, dan polutan udara." Namun, hampir tidak ada informasi terkait hal ini yang ditemukan dalam literatur ilmiah. Istilah posbiotik diperkenalkan untuk menggambarkan produk yang mengandung mikroorganisme mati dan metabolitnya: faktor-faktor larut (produk atau produk sampingan metabolik), disekresikan oleh bakteri hidup, atau dilepaskan setelah lisis bakteri, seperti enzim, peptida, asam teikoik, muropeptida yang berasal dari peptidoglikan, polisakarida, protein permukaan sel, dan asam organik. Beberapa probiotik yang mati telah terbukti dapat mengatur sistem kekebalan tubuh (melalui senyawa dinding sel yang dapat meningkatkan sistem imunologis) dan meningkatkan adhesi pada sel-sel usus yang kemudian menghambat patogen (Tabel 1).

Tabel 1: Karakteristik utama probiotik dan posbiotik

 

 

Probiotik

Posbiotik

Definisi

Mikroorganisme hidup, yang apabila dikonsumsi dalam jumlah yang adekuat akan memberikan manfaat untuk inangnya

Mikroorganisme mati dan metabolitnya; faktor-faktor soluble yang disekresikan oleh bakteri saat hidup atau keluarkan setelah bakteri tersebut lisis

Contoh

Bifidobacterium dan Lactobacillus spp, Saccaromyces boulardii (jamur)

Enzim, peptide, asam teikoik, muropeptida yang berasal dari peptidoglikan, polisakarida, protein permukaan sel, dan asam organic

Informasi tambahan

  • Beberapa manfaat kesehatan telah terbukti pada spesifik strain tertentu.
  • Tidak semua probiotik itu sama, manfaat tergantung spesifik strain
  • Beberapa potensi manfaat mungkin berhubungan dengan posbiotik, namun butuh lebih banyak bukti
  • Pengaruh metabolit yang berbeda dari bakteri tertentu perlu diteliti lebih lanjut.



 

Formula bayi yang difermentasi dengan posbiotik telah banyak tersedia di banyak negara selama beberapa dekade. Formula ini mengandung bakteri yang "mati" selama proses produksi/fermentasi, sehingga terdapat bakteri mati dan metabolitnya dalam produk akhir [3]. Lima uji coba acak terkontrol melibatkan 1.326 bayi membandingkan penggunaan formula yang difermentasi dengan formula rutin non-fermentasi, menunjukkan bahwa penambahan berat badan dan panjang selama periode penelitian sama antara kedua jenis formula. Formula bayi yang difermentasi juga memiliki potensi untuk mengurangi beberapa gejala pencernaan. Namun belum cukup data untuk mencegah alergi susu sapi [3].

 

Sebagai kesimpulan, potensi efek kesehatan dari mikroorganisme mati layak untuk diteliti lebih lanjut karena produksi dan preservasi mikroorganisme mati jauh lebih mudah daripada untuk organisme hidup. Meskipun mikroorganisme hidup diperlukan untuk mengembalikan atau mempengaruhi komposisi mikrobioma usus, partikel mikroorganisme dan/atau metabolitnya juga dapat menimbulkan efek imunologis. Namun, diperlukan lebih banyak bukti mengenai manfaat dari mikroorganisme yang tidak hidup.

 

Daftar Pustaka

  1. Salazar-Lindo E, Figueroa-Quintanilla D, Caciano MI, Reto-Valiente V, Chauviere G, Colin P; Lacteol Study Group. Effectiveness and safety of Lactobacillus LB in the treatment of mild acute diarrhea in children. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2007 May;44(5):571–6.
  2. Vandenplas Y, Bacarea A, Marusteri M, Bacarea V, Constantin M, Manolache M. Efficacy and safety of APT198K for the treatment of infantile colic: a pilot study. J Comp Eff Res. 2017 Mar;6(2):137–44.
  3. Szajewska H, Skórka A, Pies´cik-Lech M. Fermented infant formulas without live bacteria: a systematic review. Eur J Pediatr. 2015 Nov;174(11):1413–20.
Prof. Yvan Vandenplas

Yvan Vandenplas

About Author